Ini Dia 9 Alasan Kamu Perlu Lebih Santai Hadapi Konflik dalam Pernikahan
Ketika kamu memutuskan untuk hidup bersama dengan pilihanmu, sejak itulah kamu sudah menandatangani sebuah kontrak kerja yang tidak bisa diputuskan sewaktu-waktu. Kamu dan pasangan akan bersama dalam waktu yang tidak sebentar. Dari bangun tidur hingga mata akan merem kembali, kamu hanya akan bertemu lagi dengan pasanganmu. Bosan tidak bosan, mau tak mau, itu adalah hal yang harus kamu lakoni.
Tentu saja kebersamaan ini akan memicu konflik kecil bahkan bisa menjadi besar dalam kehidupan pernikahanmu. Maklum saja ya, dua pikiran dengan latar belakang yang berbeda dipersatukan dengan yang namanya pernikahan, tidak mungkin jika tidak menimbulkan konflik. Konflik yang timbul dalam sebuah pernikahan, tidak selalu menyeramkan jika kamu dan pasangan mampu menyikapinya dengan lebih santai. Bahkan, masalah yang timbul sesungguhnya sangat diperlukan dalam sebuah pernikahan. Untuk apa? Tentu saja untuk menyesuaikan dan menyatukan pikiran.
Namun, saat muncul masalah dan emosi kedua pasangan tidak bisa terbendung, maka yang terjadi bukan lagi satu pemikiran tapi bisa-bisa perang dunia ketiga.
Nah, jika kamu dan pasangan sedang menghadapi konflik, cobalah bersikap lebih santai. Berikut beberapa alasan yang bisa kamu resapi supaya lebih santai ketika menghadapi konflik bareng pasangan:
1. Pernikahan yang kamu jalani, bukan untuk satu atau dua bulan saja
Ini tentu saja harus dipahami di awal saat kamu memutuskan untuk menikah. Kamu dan pasangan pasti berkomitmen akan bersama selamanya di awal pernikahan. Jadi, ketika muncul konflik, ingatlah tujuan dan komitmenmu ini agar kamu tidak marah secara membabi buta dengan pasangan. Ingat pula, pasanganmu adalah orang yang akan menemanimu selamanya.
2. Konflik yang muncul dalam pernikahan biasanya bukan karena persoalan yang besar, tapi hal kecil yang rutin terjadi.
Kebayakan konflik yang muncul dalam pernikahan itu biasanya bermula dari hal-hal yang kecil, seperti kebiasaan pasangan yang tidak sama denganmu, pasangan yang pelupa, atau hal remeh temeh lainnya. Hadapilah dengan santai, tak perlu manyun apalagi marah-marah tidak jelas. Cobalah tarik napas, bicaralah dengan suara yang lembut. Cukup nasehati pasanganmu meski itu berkali-kali kamu lakukan.
3. Konflik yang muncul, adalah bumbu penyedap dalam sebuah pernikahan
Ibarat sayur tanpa garam, rasanya akan hambar ya. Begitu juga dengan sebuah pernikahan. Tanpa adanya masalah, tentu saja pernikahan akan berlalu biasa-biasa saja. Seperti tidak ada tantangan apapun. Masalah yang muncul dalam pernikahan seperti adu argumen dengan pasangan, akan mampu mengeratkan ikatan pernikahan. Tentu saja intensitas adu mulut dengan pasangan akan berbeda. Namun, kamu pasti juga berharap akan mampu membentuk sebuah keluarga yang bahagia bukan?
Anggaplah konflik yang timbul dalam pernikahanmu adalah bumbu yang memang harus diracik dalam perjalanan rumah tangga. Kalau sebuah masakan diberikan garam terlalu banyak, maka rasanya akan asin. Kamu dan pasangan harus tahu cara meracik bumbu pernikahan, agar bumbu yang bernama konflik ini berhasil menciptakan ramuan yang hasilnya enak dan bisa dinikmati bersama pasangan.
4. Ketika kamu tidak mendramatisir masalah kecil, maka kamu akan mempunyai toleransi yang besar terhadap pasangan
Sikap tidak terlalu mendramatisir terhadap masalah, memang bukan sikap yang mudah untuk kamu lakukan. Tapi cobalah, apalagi jika kamu adalah tipe orang yang mudah tersinggung. Hilangkan sikap mendramatisir masalah, berusahalah lebih legowo terhadap masalah yang kamu hadapi dalam pernikahan. Saat kamu mampu bersikap lebih santai begini, yakin deh, kamu juga bakal lebih mudah berdamai dengan kesalahan yang dilakukan oleh pasangan.
5. Menikah adalah bersiap melapangkan hati untuk memaafkan segala kekurangan pasangan
Dibandingkan dengan masa pacaran, kamu harus lebih melapangkan dada lebih luas lagi saat sudah menikah. Kamu sudah memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan membahagiaan pasangan sesuai janji di awal menikah. Kesalahan yang dilakukan pasangan selama itu bukan kesalahan yang fatal seperti selingkuh misalnya, kamu harus belajar memaafkan. Bukankah pasangan yang baik adalah pasangan yang mau membimbing pasangannya supaya bersama-sama menjadi lebih baik?
6. Kamu dan pasangan akan terlihat lebih awet muda jika menghadapi konflik dengan lebih santai
Salah satu pemicu stres yang dominan adalah konflik dalam rumah tangga. Berarti benar ya, sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa stres bisa bikin kamu terlihat lebih cepat tua. Kenapa bisa terjadi? Stres yang dirasakan otak akan merlepaskan hormon CRH yang bisa merangsang kelenjar adrenal. Konon kelenjar ini mampu melepas hormon stres kortisol yang mempunyai dampak membuat kulit lebih cepat mengendur. Hormon kortisol juga mampu memperburuk produksi minyak alami dalam kulit sehingga kulit tampak lebih tua dari aslinya.
Untuk itulah kamu perlu lebih santai bersama pasangan saat menghadapi konflik agar terlihat lebih awet muda.
7. Lihat pengorbanan pasangan dalam pernikahan
Rasa marah yang muncul kepada pasangan saat sedang menghadapi konflik, memang suka bikin kamu amnesia terhadap kebaikan dan pengorbanan yang telah dilakukan pasangan dalam merajut pernikahan. Padahal kalau dipikir dengan kepala dingin, kesalahan yang telah dibuat pasangan bisa jadi adalah kesalahan kecil yang nggak sebanding dengan pengorbanannya.
Sebelum kamu meluapkan perasaan marah terhadap pasangan, ingatlah perjuangan istri saat melahirkan anak atau perjuangan suami yang emncari nafkah untuk keluarga.
Tentu saja kebersamaan ini akan memicu konflik kecil bahkan bisa menjadi besar dalam kehidupan pernikahanmu. Maklum saja ya, dua pikiran dengan latar belakang yang berbeda dipersatukan dengan yang namanya pernikahan, tidak mungkin jika tidak menimbulkan konflik. Konflik yang timbul dalam sebuah pernikahan, tidak selalu menyeramkan jika kamu dan pasangan mampu menyikapinya dengan lebih santai. Bahkan, masalah yang timbul sesungguhnya sangat diperlukan dalam sebuah pernikahan. Untuk apa? Tentu saja untuk menyesuaikan dan menyatukan pikiran.
Namun, saat muncul masalah dan emosi kedua pasangan tidak bisa terbendung, maka yang terjadi bukan lagi satu pemikiran tapi bisa-bisa perang dunia ketiga.
Nah, jika kamu dan pasangan sedang menghadapi konflik, cobalah bersikap lebih santai. Berikut beberapa alasan yang bisa kamu resapi supaya lebih santai ketika menghadapi konflik bareng pasangan:
1. Pernikahan yang kamu jalani, bukan untuk satu atau dua bulan saja
Ini tentu saja harus dipahami di awal saat kamu memutuskan untuk menikah. Kamu dan pasangan pasti berkomitmen akan bersama selamanya di awal pernikahan. Jadi, ketika muncul konflik, ingatlah tujuan dan komitmenmu ini agar kamu tidak marah secara membabi buta dengan pasangan. Ingat pula, pasanganmu adalah orang yang akan menemanimu selamanya.
2. Konflik yang muncul dalam pernikahan biasanya bukan karena persoalan yang besar, tapi hal kecil yang rutin terjadi.
Kebayakan konflik yang muncul dalam pernikahan itu biasanya bermula dari hal-hal yang kecil, seperti kebiasaan pasangan yang tidak sama denganmu, pasangan yang pelupa, atau hal remeh temeh lainnya. Hadapilah dengan santai, tak perlu manyun apalagi marah-marah tidak jelas. Cobalah tarik napas, bicaralah dengan suara yang lembut. Cukup nasehati pasanganmu meski itu berkali-kali kamu lakukan.
3. Konflik yang muncul, adalah bumbu penyedap dalam sebuah pernikahan
Ibarat sayur tanpa garam, rasanya akan hambar ya. Begitu juga dengan sebuah pernikahan. Tanpa adanya masalah, tentu saja pernikahan akan berlalu biasa-biasa saja. Seperti tidak ada tantangan apapun. Masalah yang muncul dalam pernikahan seperti adu argumen dengan pasangan, akan mampu mengeratkan ikatan pernikahan. Tentu saja intensitas adu mulut dengan pasangan akan berbeda. Namun, kamu pasti juga berharap akan mampu membentuk sebuah keluarga yang bahagia bukan?
Anggaplah konflik yang timbul dalam pernikahanmu adalah bumbu yang memang harus diracik dalam perjalanan rumah tangga. Kalau sebuah masakan diberikan garam terlalu banyak, maka rasanya akan asin. Kamu dan pasangan harus tahu cara meracik bumbu pernikahan, agar bumbu yang bernama konflik ini berhasil menciptakan ramuan yang hasilnya enak dan bisa dinikmati bersama pasangan.
4. Ketika kamu tidak mendramatisir masalah kecil, maka kamu akan mempunyai toleransi yang besar terhadap pasangan
Sikap tidak terlalu mendramatisir terhadap masalah, memang bukan sikap yang mudah untuk kamu lakukan. Tapi cobalah, apalagi jika kamu adalah tipe orang yang mudah tersinggung. Hilangkan sikap mendramatisir masalah, berusahalah lebih legowo terhadap masalah yang kamu hadapi dalam pernikahan. Saat kamu mampu bersikap lebih santai begini, yakin deh, kamu juga bakal lebih mudah berdamai dengan kesalahan yang dilakukan oleh pasangan.
5. Menikah adalah bersiap melapangkan hati untuk memaafkan segala kekurangan pasangan
Dibandingkan dengan masa pacaran, kamu harus lebih melapangkan dada lebih luas lagi saat sudah menikah. Kamu sudah memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan membahagiaan pasangan sesuai janji di awal menikah. Kesalahan yang dilakukan pasangan selama itu bukan kesalahan yang fatal seperti selingkuh misalnya, kamu harus belajar memaafkan. Bukankah pasangan yang baik adalah pasangan yang mau membimbing pasangannya supaya bersama-sama menjadi lebih baik?
6. Kamu dan pasangan akan terlihat lebih awet muda jika menghadapi konflik dengan lebih santai
Salah satu pemicu stres yang dominan adalah konflik dalam rumah tangga. Berarti benar ya, sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa stres bisa bikin kamu terlihat lebih cepat tua. Kenapa bisa terjadi? Stres yang dirasakan otak akan merlepaskan hormon CRH yang bisa merangsang kelenjar adrenal. Konon kelenjar ini mampu melepas hormon stres kortisol yang mempunyai dampak membuat kulit lebih cepat mengendur. Hormon kortisol juga mampu memperburuk produksi minyak alami dalam kulit sehingga kulit tampak lebih tua dari aslinya.
Untuk itulah kamu perlu lebih santai bersama pasangan saat menghadapi konflik agar terlihat lebih awet muda.
7. Lihat pengorbanan pasangan dalam pernikahan
Rasa marah yang muncul kepada pasangan saat sedang menghadapi konflik, memang suka bikin kamu amnesia terhadap kebaikan dan pengorbanan yang telah dilakukan pasangan dalam merajut pernikahan. Padahal kalau dipikir dengan kepala dingin, kesalahan yang telah dibuat pasangan bisa jadi adalah kesalahan kecil yang nggak sebanding dengan pengorbanannya.
Sebelum kamu meluapkan perasaan marah terhadap pasangan, ingatlah perjuangan istri saat melahirkan anak atau perjuangan suami yang emncari nafkah untuk keluarga.
8. Ingatlah, ketika marah menguasaimu saat menghadapi konflik, yakin deh, kamu bakal ngucapin kata-kata yang nggak seharusnya kamu bilang ke pasangan
Lidah yang tidak bertulang, terkadang gampang banget bikin kita mengucapkan kata-kata kasar yang nggak seharusnya terucap kepada pasangan ketika kamu marah. Dan sedihnya lagi, kata-kata yang sudah diucapkan tadi tuh nggak bisa ditarik kembali. Tentu akan sangat emnyakitkan hati pasangan dan bakal terus membekas di hatinya.
Kamu dan pasangan sudah tinggal satu atap, pasti akan saling membutuhkan. Tahanlah dari mengucapkan kata-kata kasar kepada pasangan. Jangan sampai masalah sepele membuatmu memercikkan api besar dalam pernikahan.
9. Kamu bakal lebih dicintai pasangan atas kesabaran dan sikap santai yang kamu miliki
Bukankah semua orang lebih menyukai pribadi yang meneduhkan? Bukan yang suka mengeruhkan suasana bahkan membesar-besarkan masalah. Kesabaranmu dalam menghadapi kesalahan pasangan tentu saja nggak akan sia-sia.
Pasanganmu bakal menghargaimu dengan cara mengubah dirinya menjadi lebih baik agar dicintai olehmu. Cintanya padamu sudah pasti akan tumbuh lebih subur. Di saat kamu berbuat salah, yakin deh, pasanganmu juga akan memaafkanmu seperti sikap yang kamu tunjukkan padanya.
Gimana? Masih ingin menghabiskan energi hanya untuk marah-marah dan teriak nggak jelas saat menghadapi konflik dalam pernikahan? Kalau masih bisa kamu nasehati dengan lebih santai, kenapa harus pakai emosi? Yuk, mulai bersikap lebih santai ketika menghadapi konflik dalam pernikahan agar pernikahan yang kita impikan di awal menjadi happi ending seperti impian.
Tags:
Mom's Corner
7 komentar
Yuni belum menikah. Dan ini bisa jadi sebagai pegangan ketika nanti sudah menikah. Biar nggak sedikit-sedikit ribut aja. HEhehe
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerimakasih remindernya. Emang perlu kesabaran sih hidup bersama pasangan. Penyesuaian terus menerus sampai tua.
ReplyDeletepoin 6 itu setuju banget hihihi awet muda itu harus. biar bisa nikmatin hidup bareng kesayangan ya mbaaa.. makasih sudah diingetin sama tulisan ini.. jadi reminder untuk terus bersyukur untuk setiap momen yang terlewati selama ini
ReplyDeleteBetul juga, ya. Menghadapi masalah dengan santai, banyak tersenyum, dan mudah memaafkan itu bikin awet muda. Kalau sama-sama awet muda, dilihatnya kan enak juga sama pasangan kita, hihihi ...
ReplyDeleteBetullll sekali. Awal nikah dulu saya suka langsung emosi kalau ada masalah, sekarang tak biarin aja wis. Palingan besok juga baik sendiri. Termasuk kebiasaan buruk seperti naruh handuk basah sembarangan, tak biarin aja daripada marah karena handuk doang.Biar selow, urip wis abot ojo ditambah abot mergo handuk, kekekeke
ReplyDeleteHuhu.. semuanya bener ini mbak. Intinya, harus saling nerima kekurangan satu sama lain, supaya tujuan menikah tercapai ya. Dan jangan terlalu menjadikan konflik sebagai beban dalam pernikahan, hadapi dengan kepala dingin dan santaaaai :D
ReplyDeleteMakasih mbak Lisa, self reminder sekali sih ini.