Melihat Kelebihan yang Dimiliki Oleh Anak dalam Sebuah Novel
Judul:
Stolen Heart
Penulis:
Pradnya Paramitha
Penerbit:
Medpres Digital
Cetakan
1 tahun 2012
Tebal
Halaman: 224 halaman
ISBN:
(10)979-911-194-3
(13)978-979-911-194-4
“Kejahatan termanis adalah ketika
kau curi hatiku, dan aku balik mencuri hatimu”
Kutipan di atas terdapat di sampul buku.
Kalimat tersebut cukup membuat saya penasaran untuk lebih dalam membaca isinya.
Cover bukunya sih, sederhana sekali, bahkan cenderung kurang meyakinkan
pembaca. Tapi ingat, kita nggak bisa ya, menjudge isi buku hanya dengan melihat
sekilas isi bukunya. Eh#
Novel ini termasuk genre novel remaja
atau teenlit. Berisi kisah remaja anak SMA dengan menggunakan sudut pandang
orang pertama. Kelebihan di novel ini adalah, meskipun menggunakan sudut pandang
orang pertama, penulis tidak serta merta menjadi dewa yang serba tahu. Karena
menurut saya, biasanya jika penulis menggunakan pov orang pertama, maka dia
akan bertindak seperti seorang dewa yang serba tahu tentang tokoh utama
sehingga membuat jalannya cerita sedikit kurang nyaman untuk dibaca. Dalam
novel ini penulis sungguh manis dalam menggambarkan setiap karakter tokohnya
dengan apik.
Novel dengan tokoh utama bernama Bella,
merupakan seorang gadis yang hanya mempunyai kelebihan di bidang non akademik. Dia
nyaris gagal naik kelas hanya karena nilai akademisnya tidak ada yang
memuaskan. Bersyukurnya Bella, dia mempunyai orangtua yang sangat mengerti
dengan kelebihannya di bidang musik. Mereka justru memfasilitasi kelebihan yang
dimiliki oleh Bella dan mendukungnya.
Nah, ini jadi pelajaran banget buat saya
nih, sebagai orangtua. Kita tidak boleh mengkotak-kotakkan kemampuan anak hanya
sebatas prestasi akademisnya saja. Karena setiap anak memang dilahirkan dengan
unik. Sebagai orangtua juga bukan melulu melihat kekurangan anak hingga
mengabaikan kelebihannya. Pesan yang sungguh manis disampaikan oleh penulis
secara tersirat melalui serangkaian adegan demi adegan dalam novel ini.
Alur yang digunakan oleh penulis dalam
menuturkan novel ini adalah alur maju. Walaupun di tengah cerita dihadirkan
cuplikan tentang masa lalu Bella ketika hadirnya seseorang yang awalnya
dikarang oleh Bella sebagai cowoknya, ternyata hadir nyata dalam hidupnya dan
mengaku sebagai pacarnya. Di sini lah penulis sedikit mengisahkan masa lalu
Bella sebelum mengalami kecelakaan dalam narasi saja. Bukan dalam cerita utuh
lengkap beserta dialognya. Tapi pembaca nggak perlu khawatir akan kebingungan
dengan jalannya cerita. Jalan cerita tetap enak dinikmati kok!
Meskipun novel ini bergenre remaja, tapi
bagus juga untuk dibaca oleh orangtua. Dari sisi remaja, novel ini juga bagus. Ada
pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada remaja agar mengembangkan
bakat dan minatnya dengan lebih baik. Bukan hanya novel remaja yang berkisah
tentang percintaan.
Tulisan ini diikutsertakan dalam ODOP Estrilook Community
Tulisan ini diikutsertakan dalam ODOP Estrilook Community
#Day1
#ReviewNovel
#Sahabati-Pusnas
Tags:
Resensi Buku
23 komentar
Jadi pengen baca Mbak
ReplyDeleteBaca a, ada di ipusnas. Hihi
DeleteSepertinya menarik Mba. Jadi penasaran.
ReplyDeleteBetuuul mbak.
Deleteseru kayaknya deh ya mba?
ReplyDeleteBanget de..nggak melulu tentang cinta
DeleteBuku bagus ini. Bisa jadi wish list tahun ini 😁
ReplyDeleteSaya pinjem di ipusnas mbak
DeleteWhaa ada di ipusnas ya. Asyiik nih. Bagus ya pesan moralnya.
ReplyDeleteIya mbak
DeleteKadang-kadang mulai ragu baca novel bergenre remaja (karena merasa sudah tua, hihihi), tapi ternyata banyak juga yang pesan moralnya bagus dengan kemasan menarik yang enak dibaca, yaa...
ReplyDeleteHihihi..saya masih suka baca novel remaja. Kadang pinjem punya si kk
DeleteDari dulu memang paling suka baca novel, bikin ketagihan dan penasaran jadi gak mau berentii..ahh jadi pengen baca, makasih ya referensinya
ReplyDeleteBetul itu, kalau sudah baca novel emang nggak mau berhenti kalau belum tamat
DeleteSalam kenal mba Lisa, tinggal di Bogor dimanakah mba? Nampak nya seru ya mba novel nya ..
ReplyDeleteIngat fiksi ingat diri saya sendiri yang sudh menyatakan pensiun dari menulis fiksi. Ada rasa haru tersendiri, namun sekarang memang harus memilih yang lebih prioritas. 😊
ReplyDeleteNilai moralnya bagus nih...ortu enggak boleh mengkotak-kotakkan kemampuan anak. Kayak aku, si mbarep kuat di akademisnya, si ragil bakat seninya tinggi...
ReplyDeleteNovel teenlit yang bermakna.
Thanks for sharing Mbak Lisa
Mantap! Gak semua ortu bisa kayak ortunya Bella. Selama ini banyak ortu yg nuntut anaknya punya nilai akademik bagus, raport item semua, math n english tinggi, masuk kelas IPA, selain itu bodoh. Padahal anak punya kecerdasan yg beda. Hasilnya, anak jadi gak maksimal: terpaksa ngejar akademik yg dia sbnernya pun gak suka, n kecerdasan aslinya terabai. Kayaknya ini buku lebih cocok buat ortu 😂
ReplyDeleteMupeng nih sama buku novelnya mbak. Dari novel ini saya bisa belajar hal2 yg belum saya ketahui.
ReplyDeleteIni kyknya bagus nih dibaca sama ortu yang anaknya menginjak remaja ya mbak :D
ReplyDeleteBiar bisa belajar jg ttg sudut pandang atau keinginan remaja :D
Wah, jadi penasaran sama bukunya nih. Bagus buat ortu muda nih ya Mba, jadi kita sbg ortu lebih bijak mengatasi kemampuan anak...
ReplyDeleteAku sangka awalnya ini buku khusus parenting ternyata kisah remaja ya Bun. Walau ada nilai parentingnya juga buay kita. Yup setuju setiap anak itu unik. Setiap anak itu punya kecerdasannya masing2. Tugas kitalah menemukan dimana letak kecerdasan anak2 kita dan mengasahnya
ReplyDeleteAku juga hobi baca novel mba.. cuma belakangan jarang. Kadang ke perpust. Trus jatah bukunyanya dipake anak2, soalnya maks 1 kartu 2 buku.
ReplyDeleteBtw, pemasaran sama kisahhya bella..