Tips Sederhana Menulis Dongeng untuk Anak
"Ibu, ajarin nulis dongeng, dong!" pinta salah seorang anak di kelas. Saya yang sedang merekap nilai saat istirahat, melihat wajahnya.
"Bener, nih?" selidik saya.
"Iya, Bu. Pengen bisa nulis dongeng seperti yang suka ibu ceritakan kepada kami."
Wah, mendapat permintaan seperti itu, rasanya senang sekali. Di saat kurangnya minat anak-anak terhadap menulis, kok ada yang minta. Seperti ketiban rezeki besar. Hehehe....
Kalau zaman saya sekolah dulu, jangan ditanya tentang pelajaran menulis. Setiap bertemu dengan Bahasa Indonesia, pasti akan ketemu dengan sahabat karibnya, yaitu pelajaran mengarang. Bahkan di ujiankan juga loh. Tapi justru di situ saya senang, meskipun ada unsur pemaksaan menulis kepada anak, toh sebagai murid akhirnya bisa menulis juga kan.
Sayangnya sekarang ini pelajaran mengarang ditiadakan. Hanya ada menceritakan deskripsi gambar. Itu pun hanya sampai kelas rendah. Di kelas tinggi sudah tidak lagi. Jadi, menulis cerita bagi anak itu seperti beban berat. Pasti akan muncul pertanyaan ketika anak diminta membuat cerita. "Berapa paragraf, Bu? Satu paragraf ada berapa kalimat? Jangan banyak-banyak ya, Bu." Dan kalimat diskon lainnya muncul dari anak-anak.
Hmm... baiklah, berhubung ada yang bertanya saya akan menuliskan tips sederhana menulis dongeng buat anak-anak. Bisa nih dipraktikkan buat anak di rumah.
1. Tentukan Tokoh
Sebelum membuat dongeng, wajib nih untuk menentukan dulu tokohnya siapa saja. Bayangkan dalam anganmu kamu mau tokoh yang seperti apa. Bentuk fisiknya bagaimana, sifatnya, suaranya, bisa juga tentang pakaiannya. Lalu berikan nama yang pas untuk tokoh tersebut. Misalkan mau menuliskan tentang tokoh peri yang suka bernyanyi. Boleh lah diberi nama Peri Senandung sesuai sifatnya.
2. Ciptakan Konflik
Konflik dalam cerita itu ibarat masalah yang sedang dialami oleh tokohnya. Misalnya dalam cerita Frozen. Konfliknya adalah Elsa yang bisa membuat semua benda yang ada di dekatnya akan membeku seperti es.
Nah, di dalam cerita dongeng itu, tokoh yang dibuat menginginkan sesuatu tapi susah untuk mendapatkannya. Dengan memasukkan konflik dalam cerita, tentu saja dongeng yang dibuat akan semakin seru.
3. Tentukan Alur dan Setting Cerita
Kalau konflik sudah ditentukan, buat jalan cerita. Apa yang akan terjadi dengan tokoh yang sudah dibuat saat menerima konflik, bagaimana tokoh tersebut menyelesaikan masalahnya, menemukan halangan, dan akhirnya tokoh dalam dongeng mendapatkan apa yang diinginkan. Jangan lupa, untuk menuliskan tempat kejadiannya di mana.
Tempat kejadian tidak harus nyata seperti dalam cerita manusia. Kita boleh kok membuat tempat kejadian di alam impian, di negeri permen misalnya atau negeri awan seperti khayalanmu. Pasti seru ya?
4. Tuliskan Ceritamu
Setelah menentukan tokoh, menciptakan konflik, dan membuat alur cerita, saatnya menceritakan semuanya dalam kalimat. Tambahkan dialog dalam cerita, agar makin hidup. Usahakan antara narasi dan dialog seimbang ya, supaya tidak membosankan.
Pilih sudut cerita satu saja. Apakah menggunakan tokoh dengan sudut cerita aku atau nama tokoh. Ingat kuncinya, jika menggunakan sudut cerita 'aku', maka seolah-olah tokohnya bercerita langsung. Namun, bila memilih sudut cerita 'nama', maka seolah-olah sedang menceritakan kisah orang lain. Mudah kan?
Pilih sudut cerita satu saja. Apakah menggunakan tokoh dengan sudut cerita aku atau nama tokoh. Ingat kuncinya, jika menggunakan sudut cerita 'aku', maka seolah-olah tokohnya bercerita langsung. Namun, bila memilih sudut cerita 'nama', maka seolah-olah sedang menceritakan kisah orang lain. Mudah kan?
5. Jaga Ide
Nah, jika punya ide langsung ditulis. Bawalah alat tulis ke mana saja, agar saat ide muncul siap untuk dituliskan.
6. Banyak Membaca
Sebetulnya saat sedang membaca, tanpa disadari kita akan mengingat cara merangkai kata. Dengan banyak membaca berarti kosakata juga akan bertambah. Kita jadi mudah merangkai kalimat. So, banyaklah membaca dongeng-dongeng yang sudah ada. Siapa tahu setelah membaca akan bermunculan inspirasi menulis.
7. Berlatih
Menulis dongeng adalah keterampilan, seperti keterampilan lainnya menulis dongeng juga harus dilatih terus menerus. Berlatihlah setiap hari, agar kemampuan menulis dongeng makin terasah. Kalau sudah menyelesaikan satu cerita, minta anak untuk membacakannya. Dengan begitu, ia akan bangga sekali karyanya diakui.
Itulah tujuh tips sederhana menulis dongeng untuk anak-anak. Semoga bermanfaat!
Tags:
Serba-serbi Cerita Anak
24 komentar
Terima kasih tipsnya, Mba...kebetulan anak saya juga lagi suka belajar menulis
ReplyDeleteAlhamdulillah semoga bermanfaat
DeleteWah tipsnya ok, bisa dipratekin. Secara penulis cerita anak2 masih besar peluangnya.
ReplyDeleteBetul sekali mbak
DeleteWah keren nih tipsnya,,ter ter kasih ya mba Lisa
ReplyDeleteSama sama mbak
DeleteJadi inget dulu pertama bikin cerita anak, sukses didikritik teteh. Ehehe... Tapi seneng jadi tahu dimana kesalahannya. Dan bener banget nih tips mba Lisa... TFS ya mba.
ReplyDeleteSama sama mbak
Deletemakasih tipsnya mbaa... harus dicatat niih kayaknya secara umumberlaku utk semua jenis tulisan fiksi yaa.
ReplyDeleteBetul mbak ophi.
DeleteWow wajib disimpan nih tipsnya
ReplyDelete...Secara masih kacau bikin dongengnya..
Makasih Mbak Lisa
Sama sama mbak dian
DeleteWah, makasih tipsnya Mba. Pengen dicoba aaakhhh... hehehe
ReplyDeleteAyo, dicoba mbak denik
DeleteHehe saya juga paling senang jika pelajaran mengarang karena selalu dapat nilai paling bagus.
ReplyDeleteHihihi.. Betul uni.
DeleteSudah lama gak menulis cerita apalagi dongeng buat anak2, baca artikel ini jd pengen menulis lagi TFS :D
ReplyDeleteSama sama mbak. Ayo nulis lagi.
Deleteini tips yg sesuatu banget hehe.. apalagi yg bagaimana cara jaga ide harus tetap konsisten. soalny kadang klp uda ke konflik, g kelar2 malah jd beda lama2 inti cerita dongengnya😅
ReplyDeletethank you ka uda sharing
Sama sama mbak
DeleteSudah hampir lupa dengan tips menulis , terimakasih sudah diingatkan .jarang ada ank2 sekrng yg terlihat minat dengan menulis y hiks
ReplyDeleteBetul mbak.
DeleteAih simpel. Tapi emang musti dilakukan step by step. Apalagi kan dongeng butuh imajinasi tingkat dewa hehehe
ReplyDeleteBetul mbak
Delete