Rambu-rambu Menulis Dongeng Kontemporer
Eh,
benar nggak ya, judulnya? Untuk sementara anggap saja benar ya.
Dongeng Kontemporer masuk ke dalam salah
satu jenis dongeng yang menggunakan tokoh benda mati dalam penulisannya. Contohnya
seperti film anak Tayo, Chugingthoon, Robocar Poli, dan beberapa film anak
lainnya yang menggunakan tokoh benda mati hidup seperti manusia. Bahkan,
dongeng ini menjadi favorit anak-anak. Lihat saja tayangan film Tayo, hampir
semua anak mengenal film ini. Saya sendiri pun sampai sayang kalau melewatkan menonton film ini.
Lalu, apakah menulis dengan tokoh benda
mati dalam dongeng diperbolehkan? Apakah nantinya tidak akan mempengaruhi
pikiran anak-anak?
Hmm ... Saya pribadi setelah berguru,
menjadi lebih paham bagaimana aturan menulis dongeng dengan tokoh benda mati. Sah-sah
saja kok, dan HALAL menuliskannya. Lantas, ada aturan apa untuk menulis dongeng
jenis ini?
Pertama, (Ini pakem saya ya, bukan
patokan secara umumnya. Pakem ini berdasarkan hasil perguruan saya bersama
Cikgu keren. Tidak menggunakannya juga tidak masalah, wong tetap halal, kok!)
Ulang lagi, yang pertama: Ketika menulis
dongeng dengan tokoh benda mati, (semua tokohnya benda mati ya) maka tokoh bisa
bergerak atau berpindah tempat seperti manusia. Tentunya dengan setting negeri yang
menjadi tokoh dalam dongeng tersebut. Seperti jika menggunakan tokoh boneka
semuanya, maka saya menggunakan setting negeri boneka. Artinya semua tokoh yang
ada dalam dongeng adalah benda mati dengan setting diperuntukkan benda mati
tersebut.
Lalu, bagaimana jika dalam dongeng yang
kita tuliskan ada tokoh manusianya?
Nah, jika memasukkan tokoh manusia, maka
benda mati ini hanya memiliki nyawa dan mampu merasakan. Mereka tidak bisa
berpindah tempat seperti manusia.
Maksudnya begini, jika kita menggunakan
benda mati sebagai tokohnya dan ada tokoh manusia, maka saat benda mati ini bisa
bergerak atau berpindah, itu karena ada unsur tokoh pendukung yang
menggerakkannya, yaitu manusia. Misalnya seperti pada tokoh yang pernah saya
buat. Dua buah sepeda yang merasa iri dengan pembagian kerja, kemudia mengusulkan
untuk bertukar rute. Pada saat bertukar rute ini, mereka bisa berpindah karena
sedang digunakan oleh tokoh pendukung yaitu pemilik masing-masing sepeda.
Atau seperti cerita yang ditulis oleh
Pak Bambang Irwanto tentang Tuan Garam dan Nona Gula yang menambahkan tokoh
manusia. Mereka ditempatkan dalam wadah, bisa berpindah wadahnya karena
dipindahkan. Bukan bergerak sendiri.
Terus, bagaimana dengan percakapan yang
dilakukannya? Tetap ada di dalam dongeng. Ingat, di awal tadi sudah saya
katakan bahwa dongeng dengan tokoh benda mati itu membuat tokoh seolah-olah
seperti manusia. Kita memberikan nama, nyawa, dan karakter pada tokoh agar
hidup dalam cerita. Jadi, boleh dong tokoh benda mati ini hidup dan bisa
bercakap-cakap seperti manusia.
Hehehe.... namanya juga dongeng,
bukankah semuanya imajinasi? (sedikit ngeles kali ini...)
Yang nomor dua apa? Hahaha... ternyata hanya satu. (ngumpet kalau disampluk nih!)
Setelah tahu rambu-rambu membuat Dongeng
Kontemporer ala-ala saya, mari membuat dongeng dengan tokoh benda mati!
Tags:
Serba-serbi Cerita Anak
26 komentar
Makasih ilmunya, mba Lisa. 😘
ReplyDeleteSama sama mbak na
DeleteMenarik ya dongeng anak sekarang. Anak saya juga sering nonton Tayo.
ReplyDeleteSama, Mbak. Tontonan favorit nih
DeleteYaaah, mbak Lisa, event nulis dongeng kontemporernya udah lewat, rambu-rambunya baru keluar...
ReplyDeleteDongeng kontemporer karyaku melanggar rambu-rambu ini gak ya... 🤔😆
Hehehehe.. Nggak berani mbak, takut berbeda pakem. Beda suhu soale...
DeleteYaaah, mbak Lisa, event nulis dongeng kontemporernya udah lewat, rambu-rambunya baru keluar...
ReplyDeleteDongeng kontemporer karyaku melanggar rambu-rambu ini gak ya... 🤔😆
Mbak Lisa.. Info yang menarik.. Siik asiikk.. Jadi tahu tentang dongeng kontemporer... Makacih
ReplyDeleteSama sama mbak, itu ala ala saya.. Hahaha
DeleteDongeng anak hrs educatif krn anak akan selalu mengingat apa yg didengar dan dilihat
ReplyDeleteYes, betul sekali mbak
DeleteNah, aku jadi kepikiran sama dongeng kontemporerku yg antologi kemarin. Hem, *mikir
ReplyDeleteHahaha.. Itu hanya pakem ala ala saya mbak, bersama mentor pak Bambang
DeleteTayo dan Robocar Poli tontonan wajib di rumah tiap hari hehehe...
ReplyDeleteSama mbak, nggak boleh pindah cannel
DeleteTayo idola emak juga ternyata yaaa ����. Pengen bisa bikin dongeng yang kayak gini tapi setting Indonesia . Tapi menulis saja masih terseok seok..apalagi klo harus dengan animasinya.hehehe. tks infonya mba
ReplyDeleteAyo, bikin mbak. Pasti bisa
DeleteWaaahh jadi tahu kalau yang tiap hari ditonton itu namanya dongeng kontemporer.. Makasiiiii mbak Lisaaa, kapan-kapan mau baca dongengnya Mbak Lisa buat nemenin musa bobok
ReplyDeleteBoleh mbak, silakan.
DeleteAlhamdulillah dapet ilmu baru tentang dunia kepenulisan. Belum pernah buat dongeng kontemporer sih, tapi yang cukup buat otakku bilang "Oh" itu pas tau jika ada manusia di dongeng kontemporer maka benda memiliki nyawa dan rasa, cuma gak bisa gerak. Thanks Mba buat Sharingnya 🙏
ReplyDeleteWah, jadi tambah ilmu. Boleh nih dicobalah kapan-kapan...hehehe
ReplyDeleteAyo, mbak coba. Pasti bisa
DeleteSaya juga murid mas Bambang Irwanto loh..:D
ReplyDeleteWah, asyeeek, ketemu murid pak bambang. Tos mbak
DeleteAku biasanya belajar dongeng sama anakku yang bungsu hehehe dia suka mendongeng kalau pulang sekolah apa saja yang dia ingat hehe
ReplyDeleteKalau kaya ceritanya Beauty & The Beast itu gimana mbak? Kan di situ ditokohkan perabotan makan pada hidup semua tuh, bisa nyanyi pula.
ReplyDelete