Belajar Cerita Anak
Sumber gambar pixabay |
April 2017 awal saya mulai serius
menekuni cerita anak. Mengenal seorang guru cerita anak yang menurut saya
nyentrik. Awal ikut kelas beliau adalah bergabung di kelas Kurcaci Pos bersama
dengan yang lainnya. Ingin ikut private, waktu itu dana belum mencukupi. Bismillah,
akhirnya saya bergabung untuk belajar bersama beliau.
Kelas Kurcaci Pos hanya berlangsung
selama sebulan, dengan empat kali pertemuan setiap hari Senin di grup Fb. Materi
akan diupload pertema setiap minggunya.selesai materi, akan diberikan tugas sesuai dengan tema materi. Setiap pertemuan kita diminta untuk lempar ide, lalu akan dibahas bersama konflik serta endingnya. dan tugasnya, bukan ide yang sudah kita lempar di kelas. harus ide baru. Hahahaha...
Minggu pertama, kami diberikan materi
tentang jenis-jenis cerita anak. Barulah saya paham, ada Cerpen Realis, Fabel,
Dongeng, dan Cerita Misteri. Wah, ternyata ada banyak ragam cerita anak. Bahkan,
setelah saya ikut kelas private beliau, dari satu cerita anak tersebut, masih
bisa dijabarkan menjadi berbagai cerita anak dengan tokoh berbeda.
Seperti kelas private dongeng, yang saya
ikuti sejak bulan Agustus. Dongeng dengan penjabaran tiap tokoh, bisa menggunakan
tokoh anak-anak dengan setting masa lampau, tokoh orang dewasa setting masa
lampau juga, tokoh peri, tokoh flora, dan tokoh benda mati. Sedangkan kelas
Kurcaci Pos, dalam setiap pertemuannya hanya membahas secara global tokohnya. Cerita
anak, berarti ya tokohnya anak-anak, masalah tentang anak-anak, dan
diselesaikan oleh anak-anak.
Hal yang paling utama dalam menuliskan
cerita anak adalah pandai mengemas bahasa yang kita tuliskan menggunakan bahasa
anak. Pandai-pandailah memasang antena setinggi-tingginya agar ide banyak yang
nyangkut. Ide sederhana bisa menjadi cerita menarik jika dibumbui oleh konflik
yang berliku dan menarik. Dari satu ide, bisa memunculkan banyak cerita dengan
ending yang menarik. Satu hal lagi, berikan pesan moral di akhir cerita anak.
Dengan ucapan mungkin tidak akan
langsung mengena di hati, tapi jika menggunakan cerita, secara tak langsung
anak akan belajar.
Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post yang diselenggarakan oleh Blogger Muslimah Indonesia.
2 komentar
Kelasnya mas Bambang ya mbak? Hehe..*kepo kan saya. Dan menulis cerita anak sehalaman aja lamanya minta ampun kalau saya..^^ Pengen gigitin meja..haha
ReplyDeleteWaaah... jadi pingiiin...
ReplyDeleteIkut kelas siapa, Mbak El?