Sesuka Hati
"Kamu datang dan pergi sesuka hati seperti sebuah lagu," katamu lirih. Tawamu menambah kesedihan yang hadir seiring ucapanmu.
"Kenapa
nggak selalu ada untukku. Pas aku butuh, harusnya kamu menemaniku.
Bukan malah menghilang," suaramu kembali menyerangku. Hanya diam yang
akhirnya kamu dengar. Tak ada suara yang menjelaskan tentang rasa
penasaranmu.
"Kalau kamu bisa kuhubungi, hubungi aku
pertama kali. Jangan pernah menungguku pasang tampang cemberut, baru
kamu berkabar," lagi-lagi perkataanmu menskak mati semua urat di lidah
untuk menjawab.
Kamu sudah agak tenang, terdiam. Hanya
tanganmu menggenggam erat, tak ingin melepaskan. Ada ketakutan dari
balik matamu. Seolah-olah kamu akan kehilangan lagi.
"Peluk
aku," pintamu pelan.Dan tang kokoh itu memelukmu dengan segenap rasa
yang tak pernah berubah. Hanya saja kamu merasa orang kamu rindukan
telah berubah.
"Hari ini bersamaku ya, usah pergi walau
sekejap," ucapanmu kembali mengunci sendi-sendi kaki, tak bisa
melangkah barang sejengkal.
#OneDayOnePost
0 komentar