Rasanya Beda
"Aku nggak suka sama Dede El! Senengnya gigit," teriak Kak Hawa ketika gigi lancil El menyerang lokasi empuk miliknya.
"Kenapa sih, bukan Kakak Bila yang digigit?" keluh Hawa. Kedua matanya sudah merebak, tanda siap menangis.
Kupeluk El dan segera memberikan bola empuk mirip bantal untuk melampiaskan keinginannya menggigit. Sambil teriak digigitnya bola empuk miliknya.
Itulah El, memiliki dua kakak yang diperlakukan berbeda. Dengan Kakak Bila El begitu menghormati dan sungkan. Tak pernah menggigit, bahkan marah kepada Kakak Bila juga sepertinya El tak punya nyali.
Tapi, jika dengan Kakak Hawa, El akan berani menggigit, memukul, berteriak di telinga kakaknya, dan aneka aksi lainnya yang terkadang membuat Kak Hawa menangis.
Sedikit heran kenapa El bisa memberikan perlakuan yang berbeda terhadap dua kakaknya. Ketika Kakak Bila sudah melotot, El langsung tertunduk dan menjauh. Seolah Kakak Bila memiliki aura sebagai kakak tertua yang harus dihormati. Coba kalau Kak Hawa yang melotot, El akan lebih galak. Hahahaha...
Padahal ketika ketiganya bermain bersama, mereka sungguh kompak satu sama lain. Adiknya akan patuh apapun yang diminta kedua kakaknya.
Itulah anak-anak. Terlahir dari satu rahim, tapi memiliki keunikan yang berbeda. Yuk, tetap temani mereka bermain agar kita tidak ketinggalan sedikit pun celoteh mereka.
#KabolMenulis7
#Day-29
3 komentar
Bener mba. Dunia anak-anak itu sangat singkat.
ReplyDeleteIyo mbak
ReplyDeleteWah dedek el senenge nyokot hihi
ReplyDelete