Metamorfosis Panggilan
Ada ya metamorfosis panggilan? Bukankah metamorfosis itu istilah yang digunakan dalam IPA? Iya betul, tapi saya ingin menggunakannya dalam menyebut nama panggilan.
Sejak dalam kandungan anak pertama, saya dan suami sepakat untuk membahasakan kami dengan panggilan "Ummi dan Abi". Seiring perkembangan si kakak, pernah kakak memanggil saya dengan panggilan mama, bunda, bahkan mami. Untuk panggilan yang terakhir saya sampai tertawa mendengarnya. Bagaimana dengan abinya? Si kakak juga sering menggantinya sesuka dia. Terkadang panggil abi, ayah, papa, atau papi. Apakah berlangsung terus menerus perubahan panggilan ini?
Tidak. Seiring usianya, kakak mulai kembali memanggil saya dengan sebutan ummi dan abi untuk ayahnya. Kembali ke panggilan awal yang sudah kami biasakan.
Berubah kembali setelah kelahiran anak kedua. Kakak Hawa memanggil kami dengan panggilan mama dan ayah. Ia tak pernah mencoba memanggil kami dengan berganti-ganti panggilan. Hanya saja kakaknya tidak terkontaminasi untuk mengikuti panggilan pilihan Hawa. Akhirnya, saya tetap dipanggil ummi dan abi untuk ayahnya.
Nah, ketika El sudah bisa menyebut nama panggilan buat saya, nama saya bergeser kembali. El lebih mudah mengucapkan mama dibandingkan ummi. Jadilah ia memanggil saya dengan mama. Meskipun saya masih tetap membiasakan dengan ummi.
Bagaimana dengan abinya? Panggilan untuk abinya juga berubah menjadi ayah. Belum pernah memanggil abinya dengan sebutan abi. Selalu ayah kata yang ia ucapkan.
Kedua kakaknya akhirnya mengalami pergeseran dalam memanggil kami. Alih-alih mengikuti lidah adik kecilnya, akhirnya mama dan ayah menjadi fasih diucapkan oleh ketiga anak saya.
Hmm, masih akan bergantikah? Entahlah.
Bagaimana dengan ortu yang lain? Pernahkah mengalami hal serupa dengan saya?
#OneDayOnePost
Tags:
Artikel
1 komentar
Ngga mama...
ReplyDelete