Kau tahu apa yang membuatku bersedih? Ketika hari istimewaku kamu melupakanku. Ya, lupa memberikan ucapan tepat di pergantian hari. Padahal aku nunggu itu...
Tahun kemarin kamu tepat waktu. Namun, aku berharap bisa mendengarmu suaramu. Ternyata tidak! Kamu tak ingin menelponku. Aku menganggap hari istimewa yang menyedihkan.
Tahun ini? Kamu memang ingat, ketika terbangun. Mengucapkan dengan alasan kamu sakit. Di sini, aku sudah sedih luar biasa. Bisa jadi alasan sakitmu hanya alasan agar aku tak marah.
Entahlah, yang pasti aku sudah menangis. Mataku enggan terpejam sejak aku menunggu kabarmu. Menyedihkan ya?
Hari ini aku belajar lagi dari sikapmu. Mempertanyakan lagi keberadaanku di hatimu. Aku marah, kecewa. Kucoba menutupnya dengan tidak banyak bawel. Tapi biasanga kamu juga ikut terdiam bersama diamku.
Padahal aku ingin, kamu tetap merayuku. Mengajakku bicara. Tak perlu diam mengimbangi marahku.
Sediiihh...
Tags:
Puisi
0 komentar