Rahasia Dibalik Sepatu bagian 3
jagofashion.com |
Wangi menarik napas untuk melanjutkan cerita. “Aku dulu dipakai
oleh kaki orang kaya. Masuk ke sekolah elit. Bertemu dengan teman-teman yanng
bagus semua. Sayangnya aku hanya dipakai tidak lebih dari tiga bulan. Lalu aku
dibiarkan saja beerada di rak hingga berdebu.” Wajah Wangi mulai muram.
Terbayang bagaimana sedihnya ketika sudah tidak bermanfaat. Hanya menjadi
penghuni rak sepatu.
“Lalu?” yang lain semakin penasaran dengan cerita Bersih.
“Lama aku tidak menjadi alas kaki tuanku. Hingga akhirnya aku
dipungut oleh anak pembantu. Aku dipakai olehnya, bersekolah di
sekolah seperti ini. Bertemu dengan pasangan yang sama seperti kalian. Tidak
lagi di sekolah mewah.”
“Sampai akhirnya aku terdampar di toko sepatu bekas. Aku dijual
karena ayah anak itu sakit. Sedangkan tubuhku masih bagus. Aku senang bisa
membantu untuk biaya berobat.”
“Bisa sampai di sini, bagaimana ceritanya?” Bersih makin penasaran.
Wangi tersenyum. “Aku dipermak oleh pemilik toko sepatu bekas.
Tubuhkku dijahit, agar semakin kuat jika ada yang membeliku. Lama aku menghuni
toko sepatu bekas. Hampir setahun baru ada yang membeliku. Nah, di sinilah aku
sekarang,” Wangi mengakhiri ceritanya disambut anggukan kepala yang lainnya.
“Sungguh cerita yang panjang,” gumam Sombong.
“Sombong, usahlah kamu membanggakan diri lagi! Lihatlah, Wangi yang
dulu juga berasal dari tempat bagus, akhirnya akan menjadi sepatu yang usang.
Mungkin nasibmu belum tentu baik seperti Wangi. Masih bisa digunakan dan
memberi manfaat meskipun sudah berpindah kepada pemilik,” kata Bau kepada
Sombong. Sombong hanya terdiam, merenungkan nasihat Bau.
“Kita tidak perlu menyombongkan diri dari mana kita berasal. Apakah
dari mall atau hanya dari pasar. Yang penting selama kita masih hidup, kita
harus memberikan manfaat bagi kaki yang memakai tubuh kita. Tahun yan g
berganti pasti akan membuat tubuh kita menjadi usang, tidak seperti baru lagi,”
jelas Wangi disambut anggukan kepala oleh sepatu-sepatu lainnya.
#OneDayOnePost
Tags:
Cerpen
5 komentar
Mbak, ada lomba membuat bacaan anak SD yang dibikin sama balai bahasa. Cerita ini cocok mbak Lisa. Ada pesan moralnya juga.
ReplyDeletebadanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/berita/2232/Sayembara%20Penulisan%20Bahan%20Bacaan%20Gerakan%20Literasi%20Nasional
ReplyDeleteIni link nya
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMbak Lisa ikutan lombanya aja... pesan moralnya bagus dan halus
ReplyDeleteKeren...sukaaaa. Jempol dua...
ReplyDelete