Lulu dan Loli
pixabay.com |
Raut wajah Lulu cemberut. Bibirnya maju beberapa senti. Matanya yang
bulat seperti habis mengeluarkan air mata. Tas punggungnya dilempar ke sofa. Tubuhnya
dihempaskan dengan keras.
Mama menatap putri bungsunya. “Wah, putri Mama sedang kesal ya?”
Lulu mengangguk lemah. Kepalanya kini tertunduk menatap karpet yang
ada di ruang tamu. “Lulu sebel sama Loli!” teriak Lulu membuat mama bengong. Setahu
mama, Loli adalah teman Lulu sejak TK. Bahkan SD mereka selalu sekelas. Di mana
ada Lulu sudah dapat dipastikan ada Loli di sebelahnya. Ibarat amplop dan
perangko, mereka bersama setiap waktu.
“Boleh tahu kenapa Lulu sebel dengan Loli?” tanya mama hati-hati.
Lulu memandang wajah mama. Air mata yang sudah menumpuk di matanya
siap tumpah. Mama segera memeluk Lulu. “Lulu bisa cerita nanti,” hibur mama.
********
“Lulu ... main yuk! Aku punya
boneka baru lho!” sebuah suara memanggil dari luar pagar rumah Lulu. Lulu sedang
asyik bermain ular tangga dengan bang Reza.
Mama memanggil Lulu, “Lu, ada Loli tuh. Main sana sama Loli!”
Lulu menggeleng. “Biarin aja Loli main sendiri. Lulu males main
sama Loli,” ketus Lulu menjawabnya.
Mama berjalan menuju pintu, menghampiri Loli. “Hari ini Lulu lagi
asyik main sama Bang Reza. Besok saja ya, ke sini lagi,” kata mama lembut.
Loli mengangguk. Ia berlari pulang kembali ke rumah. Tempat tinggal
Lulu dan Loli hanya berjarak tiga rumah.
“Ada apa sih, Dek? Lagi marahan ya sama Loli?” tanya abang Reza.
“Enggak, siapa lagi yang marahan sama Loli.”
“Tuh, muka Adek jelek. Manyun pas Loli datang. Nggak mau main
bareng juga hari ini. Biasanya kan kalian seperti Tom n Jery. Selalu berdua,”
ledek bang Reza.
“Pokoknya mulai hari ini Lulu nggak mau lagi main sama Loli. Loli
sudah jahat sama aku!” teriak Lulu membuat mama dan bang Reza terkejut.
Mama kemudian mendekati Lulu. Bang Reza memilih menghindar. Lulu meskipun
sudah kelas empat SD, kalau sedang marah bisa bahaya.
“Apa yang membuat Lulu masih kesal sama Loli?” Mama kembali
mengulang pertanyaan tadi siang.
Bersambung...
#OneDayOnePost
0 komentar