Clown dan Cleo
image by google |
“Ayah,
aku ingin mendapatkan tempat milik Cleo!” Rajuk Clown kepada ayahnya siang itu.
Clown meminta paksa kepada ayah untuk mengganti perintah. Clown menginginkan
wilayah selatan bagian Cleo menjadi miliknya, bertukar dengannya. Cleo menempati
wilayah utara.
“Kenapa
kamu ingin wilayah selatan?” tanya Ayah.
“Aku
bosan, Ayah. Wilayah bagian Cleo pastinya lebih bagus dan indah. Makanya Cleo betah
tinggal di sana,” jawab Clown.
Ayah
sebagai raja hanya memandang tajam ke arah putranya sulungnya. Ini bukan
kejadian pertama. Clown tidak pernah merasa puas dengan bagian pemberian ayah.
“Clown,
wilayah yang ayah pilihkan untukmu, sudah
sangat tepat untukmu. Apa lagi yang membuatmu belum puas?”
“Pokoknya
aku ingin menempati yang ayah pilihkan untuk Cleo!” Ketus suara Clown.
Ayah
menggelengkan kepalanya. Ayah ingat, beberapa waktu yang lalu Clown juga memohon hal yang sama. Meminta agar
milik Cleo menjadi miliknya juga. Untung saja Cleo selalu berbaik hati
memberikan kepada Clown. Ia tak pernah
mengeluh menerima apa yang menjadi bagiannya, meskipun terkadang harus ditukar
dengan milik Clown. Clown selalu merebut, tak pernah puas dengan apa yang sudah
diberikan oleh ayah.
“Kali
ini Ayah ingin kamu bersyukur atas apa yang sudah kamu miliki. Bukan meminta
hal yang sudah menjadi milik orang lain. Bukankah wilayah utara sangat indah?”
“Ingat,
ketika pertama yang memilih tempat itu adalah kamu. Cleo mendapatkan bagian
selatan setelah kamu menentukan wilayah utara menjadi milikmu.” Ayah menambahkan
penjelasannya.
Clown
terdiam. Ya, benar, sewaktu ayah akan menentukan siapa yang menempati bagian
selatan dan utara, ia lah yang pertama kali memilih bagian utara. Cleo hanya
tersenyum ketika tahu bahwa ia mendapatkan bagian selatan. Tanpa protes seperti
Clown.
“Bagaimana
denganmu, Cleo? Apakah kamu bersedia bertukar tempat?” tanya Ayah lembut. Ayah merasa
bangga dengan Cleo yang tidak pernah mengeluh.
“Saya
menerima bagian mana saja, Ayah. Selatan atau utara, semuanya bagus. Kalau memang
Clown ingin bertukar, silahkan saja. Saya akan menempati bagian selatan milik
Clown,” jawab Cleo dengan tersenyum.
Clown
berteriak kegirangan. Ia berputar mengelilingi tubuh Cleo. Ekornya dikibas-kibaskan,
tanda hatinya senang.
“Tapi
ingat! Kamu tidak boleh menukarnya kembali. Ini terakhir kalinya kamu memaksa. Terima
dan syukuri yanng sudah menjadi milikmu,” jelas Ayah dengan tegas.
Clown
mengangguk. Secepat angin ia meninggalkan tempat ayah menuju wilayah selatan. Memasuki
wilayah selatan, mata Clown tertegun. Apa yang dibayangkan bahwa ia akan
mendapatkan tempat dengan anemon laut yang indah, ternyata salah. Pemandangan
di sekitar anemon laut masih indah di wilayah utara. Clown memandang sekitarnya. Batu karang yang mengelilingi
belum menjadi karang yang indah.
Tapi
tadi ia sudah berjanji kepada ayah untuk tidak menukarnya kembali. Ternyata selama
ini wilayah miliknya lebih bagus dibandingkan dengan Cleo. Namun, Cleo tidak
pernah mengeluh. Bahkan ia tidak pernah meminta untuk bertukar.
Ada
rasa menyesal merasuk ke hati Clown. Air matanya menetes, tanda menyesal. Perasaan
tak pernah bersyukur membuatnya mendapatkan tempat yang jauh dari miliknya yang
pertama. Clown harus lebih banyak belajar untuk bersyukur.
#OneDayOnePost
6 komentar
Pesan moralnya, aduhaii.. Keren, mba. Bersyukur dengan apa yang dimiliki.
ReplyDeletePesannya dapet banget...
ReplyDeleteHebat mbak Lisa, ngena nih..
ReplyDeleteMb lisa jago sudah...
ReplyDeleteMb lisa jago sudah...
ReplyDeleteHello, I enjoy reading through your article post. I wanted to write a little comment to support you. capitalone com login
ReplyDelete