Sebentuk Cinta
image by pixabay.com |
"Pulsa itu darimu?"
"Iya."
"Kenapa masih kirim pulsa kepadaku? Padahal aku sudah tak pernah berkabar. Semua medsosmu pun sudah kublokir."
Senyum termanis yang kupunya terukir di wajah. "Karena aku ingin kamu tetap bisa menghubungi temanmu, keluargamu."
Matamu menatap tajam ke arahku. Seolah mencari jawaban yang benar dari raut wajahku.
"Kamu tidak marah meski aku tak pernah berkabar padamu lagi? Padahal kamu yang isiin pulsa."
Kembali wajahku mengukir senyum untuknya. Menatap balik wajah yang begitu kukagumi dan sudah terpatri kuat dalam hati.
"Tidak."
"Kamu masih akan terus berkirim pulsa?"
"Ya."
"Mengapa?"
"Karena aku sudah berjanji dalam hati. Tanpa atau dengan kabarmu aku tetap akan mengirim pulsa untukmu. Agar kamu bisa tersenyum meski bukan berkabar denganku. Setidaknya aku akan ikut bahagia. Cinta yang kumiliki selalu punya cara tersendiri untuk mengungkapkannya."
Kedua tanganmu menutup wajah, menunduk hingga rambut depan terurai ke bawah. Ingin tanganku menyibaknya, tapi kutahan. Aku yakin kamu tak lagi menyukainya. Tangan kananku hanya menggantung di udara.
#OneDayOnePost
Tags:
Cerpen
1 komentar
Ah, sadappp
ReplyDelete