Ruang Rindu
image by google |
Aku datang ke ruangan ini, hanya untuk sekedar mengurai cerita yang kembali menyesakkan dada. Entahlah, apakah kamu juga akan datang ke ruangan ini. Ruangan ini dahulu adalah milik kita. Ketika kita saling merindu, maka dengan tak sengaja kita selalu bertemu di sini. Untuk kemudian saling berbincang dan mengurai tawa hingga kita lelah.
Mataku berkeliling mengamati keadaan. Tak ada yang berubah. Hanya terasa lebih sepi. Aku rindu dengan suara nakalmu yang sering menggodaku agar aku cemberut sesaat. Di mana kamu sekarang? Sering meninggalkanku sendirian dalam ruang yang pernah kita cipta.
Kemarahanmu selalu melenyapkan semua hal indah yang biasa kita buat. Dan aku tak pernah bisa mengusir ketika amarah itu menguasaimu. Aku seperti sehelai benang basah, makin terpuruk di saat kamu marah hanya karena kesalahan kecil yang sering kubuat.
Apakah kamu masih memiliki rasa yang sama? Sama-sama merinduku? Ataukah rasa rindu milikmu sudah enggan untuk singgah sejenak?
Ya, aku belum terbiasa sendirian dalam ruang rindu ini. Karena apa? Karena kita membangunnya sudah empat tahun lebih. Bersamamu dalam tawa canda dan kadang dengan air mata. Kamu yang selalu ada buatku. Siap m,emelukku dari jauh kala semua sedih sempurna menyatu dalam hidupku.
Ingatkah kamu beberapa slide kenangan yang pernah tercipta? Kalaupun sudah tak ingat, tak apa. Aku juga tak memaksamu untuk mengingatnya. Aku hanya akan sendirian mengingat semuanya. Untuk kemudian menyimpannya rapi dalam bingkai yang indah, dalam palung hatiku.
Sketsa tentangmu selalu abadi, meski ragamu tak akan pernah abadi bersamaku.
#OneDayOnePost
#SajakRinduUntukmu
Tags:
Puisi
0 komentar