Katak dan Teratai Merah
image google |
Ramai
sekali kolam yang ada di seberang. Hampir semua menutup telinga. Bising dengan
suara yang dihasilkan. Nyanyian bersahutan ketika musim hujan menghampiri.
Hanya
ada dua kolam yang bersebelahan. Kolam yang penuh dengan keluarga katak.
Apalagi jika sudah musim hujan seperti ini. Semua berkumpul dan bergembira
bersama. Kolam satu lagi berisi bunga
teratai merah. Indah menghias permukaan kolam. Apalagi ketika bunganya mekar.
Dua buah kolam yang sungguh berbeda kenampakannya.
Ketika
semua katak berkumpul dan bernyanyi, ada satu katak yang selalu menyendiri.
Enggan bernyanyi. Ia justru melompat menuju kolam teratai dan hanya duduk
termenung. Teratai yang berada di pinggir kolam akan menegur katak tersebut. Mengajaknya
berbincang.
“Kenapa
kamu selalu menyendiri?” sapa teratai merah kecil kepada katak yang terlihat
melamun. Yang disapa hanya menatap tak menjawab.
“Kamu
ada masalah dengan keluargamu di kolam sebelah?” tanya teratai lagi.
Kembali
katak hanya terdiam. Akhirnya teratai hanya membiarkan katak tersebut duduk
menyendiri. Selama berhari-hari setiap kali hujan turun dan keluarganya
bernyanyi. Katak tak pernah sekalipun ikut bergabung. Teratai yang menjadi
teman diamnya.
Sore
itu hujan turun dengan lebatnya. Suara katak menggema ke seluruh kolam. Teratai
tak melihat sosok katak yang biasanya akan berada di kolamnya. Teratai
celingukan mencari. Hingga hujan hanya tinggal rintik-rintik, katak tetap belum
muncul.
Hingga
keesokan harinya...
Teratai
terbangun demi mendengar suara sumbang yang sedang bernyanyi di dekatnya.
Teratai membuka matanya perlahan. Mencari suara yang rasanya asing di telinga. Tapi yang didapati hanya seekor katak yang
kemarin ia cari.
“Kamu
mendengar suara sumbang?” tanya teratai.
Katak
menundukkan kepala. “Tadi suaraku.”
Teratai
terkejut. Tidak menyangka katak yang selalu pergi dari kolamnya adalah katak
yang tidak pandai bernyanyi.
“Kamu
malu berteman denganku setelah mendengar suara asliku?” lirih katak bertanya.
Teratai
menjawab dengan senyum. Ia mulai paham kenapa katak selalu memisahkan diri jika
nyanyian rutin di saat hujan berkumandang. Ternyata suara katak tidak sebagus
saudaranya yang lain.
“Kenapa
harus malu? Suaramu bagus kok. Perlu dilatih saja. Pasti akan lebih bagus.” hibur
teratai tulus.
“Kau
hanya menghiburku. Padahal kau tak suka mendengar suaraku”
“Tidak.
Aku berkata serius. Berhari-hari kamu hanya berdiam di dekatku, pernah aku
mengusirmu? Tidak kan?”
“Karena
kamu belum mendengar suaraku. Makanya kamu tak mengusirku.” tukas katak cepat.
Teratai
hanya tersenyum mendengar jawaban katak. “Terserah apa katamu. Yang jelas aku
memilih teman bukan berdasarkan suara bagus atau tidak. Kau boleh bernyanyi di
kolamku untuk melatih suaramu. Aku tidak keberatan.” jawab teratai panjang
lebar.
“Kamu
masih mengijinkan aku ada di kolammu? Meskipun kamu mendengar suara asliku?”
katak bertanya dengan girang.
“Tentu
saja.”
“Terima
kasih, Teratai. Kamu memang teman yang baik.” jawab katak melompat ke arah
teratai. Mereka tertawa bersama. Bukankah teman dipilih bukan hanya karena
suara, bukan?
#OneDayOnePost
Tags:
Cerpen
7 komentar
Hanya dalam dunia dongeng teratai dan katak bisa saling berbicara... Kereeeen mbak Lisa.
ReplyDeleteHuuaaa terharu Ainayya
ReplyDeleteCeritanya asyik.
ReplyDeleteBaguus mba..touching :)/
ReplyDeleteKeren mba
ReplyDeletejadi adem kalau baca cerita suasana alam begini..
ReplyDeletekaulah sahabat terbaik akuu...
ReplyDeletekeren..keren..keren..