Seperti Dipaksakan
Ah,
Daring. Satu kata yang akhir-akhir ini ngetrend
kembali seiring kesibukan untuk memulai kegiatan tersebut. Daring atau
disebut Dalam Jaringan, atau online, adalah salah satu model pembelajaran yang
akan dilaksanakan oleh guru di Indonesia yang berdasarkan nilai UKG tahun 2015
kemarin mendapatkan raport merah sebanyak tiga sampai lima kompetensi. Maka
yang bersangkutan wajib ikut kelas daring. Asal jangan darling ya, hehehe...
Bicara
Daring, membuat saya sedikit garing. Mengapa? Karena saya ditunjuk sebagai
mentor. Dengan keterbatasan saya yang minim IT, hal inilah yang membuat saya
menjadi garing. Meskipun saya kebagian mentor Daring Kombinasi, online tapi ada
pertemuan untuk tatap muka dengan guru peserta. Hanya saja saya merasa program
ini terlalu dipaksakan, kesannya. Entah karena pemikiran saya pribadi atau
karena keterbatasan saya. Mengapa saya katakan begitu?
Pertama,
program Guru Pembelajar ini adalah programnya Bapak Anis Baswedan ketika beliau
menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Begitu beliau lengser, kita sempat
berpikir program ini akan batal. Ternyata tidak. Tetapi selama perjalanannya,
program ini serasa berhenti. Dan tiba-tiba dimunculkan lagi untuk segera
bergerak. Kemudian ada pemberitahuan lagi akan diundur sampai waktu yang tidak
ditentukan. Nah...
Dan
kabar terakhir, program ini serentak harus berjalan per tanggal 14 September
2016, dengan sistem yanng ternyata belum siap semua. Apa yang saya pelajari
sebagai mentor ketika pelatihan, jauh berbeda untuk bisa masuk dalam sistem.
Sedangkan awal pemberitahuan, sistem untuk program ini akan siap. Ternyata
tidak. Dan ini membuat kami sedikit kelabakan.
Kedua,
Video Call yang harusnya sudah siap, ternyata juga mengalami banyak kendala di
lapangannya. Guru peserta tidak semuanya bisa mengakses jaringan internet dan
menguasai IT. Untuk login saja kita harus bergantian. Dan ini sedikit
menghambat pelaksanaan di lapangan. Ada juga beberapa peserta yang tidak
memiliki laptop, padahal video call hanya bisa dilaksanakan melalui install di
PC atau laptop.
Saya
jadi berpikir, jikalau memang belum siap dengan semuanya, sistem dan segala MOU
dengan Telkom, kenapa kita tidak menggunakan satu model saja? Yaitu model Tatap
Muka. Tanpa ada online. Kita langsung berhadapan dengan peserta, belajar
bersama, buka modul bersama, berdiskusi, dan akan selesai. Itu dalam bayangan
saya yang rasanya memang awam dengan ini.
Akhirnya,
sudahlah. Saya yang harus belajar lagi lebih baik menguasai IT, tetap
bersemangat melaksanakan tugas sebagai mentor, agar program ini berjalan baik.
Meskipun kenyataan di lapangan, banyak guru yang belum siap.
#OneDayOnePost
#CurcolDikit
Tags:
Curhat
5 komentar
Daring:garing??
ReplyDeleteSemangat mb
Daring:garing??
ReplyDeleteSemangat mb
Kalau aku Darling aja Lis .
ReplyDeleteHahaha =D
hahahaha...
ReplyDeletehahahaha...
ReplyDelete