Karena Cinta (bagian 5)
Jurik atau setan atau dedemit atau apalah julukannya, yang jelas itu adalah istilah yang digunakan oleh Helena untuk menggambarkan sosok yang menyebalkan dalam hidupnya. Sebutan ini muncul ketika awal pernikahan Helena meminta kepada suaminya agar tidak lagi berhubungan dengan si Jurik ini, baik melalui media sosial apapun. Nah, ternyata oh ternyata Awan masih memiliki kontak perempuan yang diberi gelar jurik oleh Helena. Bahkan intens inbok an melalui facebook ataupun BBM. Saat mengetahui hal ini pertama kali, Helena marah luar biasa. Langsung handphone milik Awan menjadi sasaran empuk kemarahan Helena. Dilempar mengenai tembok kamar. Tak ada percakapan apapun, Helena hanya menangis, memutuskan sepihak tak ingin mendengar penjelasan apapun dari Awan. Tutup kuping rapat-rapat. Helena merasa dikhianati, karena ia merasa di awal menikah sudah mengatakannya.
Kejadian kemarahan Helena tak berlangsung lama. Awan mengalah, memblokir semua media sosial yang berhubungan dengan wanita jurik ini. Awan mengikuti kemauan Helena. Entahlah, untuk kali ini apalagi.
"Jurik kenapa lagi? Godain Awan lagi?"
Helena menggeleng lemah.
"Aku nggak tahu. Siapa yang membuat Awan sibuk dan tak lepas dari ponselnya. Kemana-mana selalu di kantongnya. Bahkan sekarang diberi password agar aku tak bisa buka. Dia nggak peduli dengan anaknya. Hanya HPnya yang ia pedulikan."
Sasya dan Altamira terdiam dalam pengembaraan pikiran masing-masing. Mungkinkah Awan mengkhianati Helena?
"Kalau masalah cueknya Awan, oke deh! Aku bisa maklum. Dari awal mengenal, Awan memang cuek, nggak romantis. Tapi kalau sampai dia berhubungan lagi dengan Jurik, lihat saja nanti!" geram Helena mengatakannya. Dua tangannya mengepal, giginya gemerutuk menahan emosi.
"Sudah coba ajak bicara baik-baik belum?" tanya Sasya hati-hati.
"Belum. Malas, Sa."
Berdua, Sasya dan Altamira kompak berdehem. Keras kepala Helena sepertinya sedang meraja. Bakal susah, nasehat apapun nggak akan mempan.
"Cobalah bicara baik-baik dulu. Tanyakan dengan lembut. Biarkan Awan menjelaskan kenapa dia selalu sibuk dengan ponselnya. Siapa tahu mungkin dia sedang bisnis dengan orang lain."
"Tapi nggak perlu dipassword kan HP nya?" masih galak Helena membantah omongan Altamira. Sasya yang melihat hanya tersenyum kecil. Hafal sudah watak Helena.
Bersambung...
#OneDayOnePost
#TantanganMenulisCerbung
Tags:
Cerpen
5 komentar
Aih mbak lisa... tulisannya makin keren. Ceritanya makin oke
ReplyDeleteDi tunggu lanjutannya segera mb
ReplyDeleteHmm si awan ada apa nih... menyebalkan
ReplyDeleteGendruwo ae julukane Lis :)
ReplyDeleteKuntilanak aja mba.
ReplyDeleteSalah satu yg bikin ribut rumah tangga adalah Hp. Jadi..TENGGELAMKAN!!! 😀😀😀😂