Rumah Makan Banoraya 2 merupakan tempat yang sengaja dipilih oleh Helena untuk bertemu dengan kedua sahabatnya yang lain. Awalnya Helena memilih Rumah Makan Banoraya 1, yang letaknya ke atas lagi. Makanan yang disajikan pun lebih beragam. Bisa memesan ikan bakar ataupun ayam kampung bakar. Bahkan masih ada menu pilihan berbagai pepes dan sayur. Lalapan juga disediakan cukup banyak. Tinggal memilih petai, terong bulat, kacang panjang, daun singkong rebus, kol, timun, selada, dan daun-daunan lalapan lainnya. Sedangkan di sini, tidak ada aneka pepes. Sayur juga hanya ada sayur asem, lalapan juga terbatas terong, selada dan timun. Tapi tak apa-apalah, daripada berdebat lagi dengan Sasya si bawel. Takut hujanlah, takut kemalemanlah, takut licinlah, dan masih banyak lagi tadi argumen Sasya diiringi cemberut Helena karena tak bisa membantah sahabatnya yang satu ini.
Helena turun dari X Over putihnya, menggendong si cantik Ratu anaknya yang kedua. Memakai celana hitam dipadukan dengan blouse coklat muda, kerudung warna senada menambah ayu paras putih Helena. Sepatu sandal hitam teplek ia kenakan kali ini. Bahu kirinya menyangga tas kecil berwarna coklat. Kaca mata hitam kotak masih bertengger di atas kepalanya. Ratu yang digendong dengan tangan kanannya tampak tertawa gembira. Berjalan di sebelahnya lelaki tampan, tubuh atletis, sibuk dengan telefon pintarnya, adalah ia, suami dari Helena. Awan namanya. Berkaos putih dan bercelana hitam. Sandal carvil coklat menjadi pilihan kakinya. Melihat Helena kerepotan menggendong Ratu, Awan hanya melirik sekilas. Selama istrinya tidak meminta bantuan kepadanya, maka ia kembali sibuk dengan teleponnya. Menjawab pesan singkat ataupun BBM sepertinya.
Masuk Rumah Makan Banoraya 2 akan disambut senyum oleh waitres cantik, mempersilahkan tamu untuk memilih tempat yang paling nyaman. Bangunan berbentuk panggung dengan kolam ikan di bawahnya menambah asyik pemandangan. Tatapan mata akan disuguhkan dengan eloknya bukit-bukit kecil yang menghampar di sekelilingnya. Pohon-pohon besar dan rindang menghadirkan udara sejuk, sehingga pengunjung akan merapatkan jaket ataupun sweaternya. Tidak besar bangunan panggung ini, tapi cukup luas untuk menerima tamu, dengan tikar pandan menikmati makanan ala lesehan. Ada dua bangunan rumah panggung. Satu bangunan lagi ada di seberang kolam ikan. Lebih besar dari rumah panggung yang pertama. Halaman parkir yang disediakan cukup luas untuk lima sampai sepuluh mobil. Parkir kendaraan roda dua ada di sebelah kanan bangunan, terpisah dari parkir roda empat.
Di belakang mobil Helena, dua sepeda motor beriringan. Satu sepeda motor N Max hitam dikendarai oleh Altamira dengan suaminya Alphon. Keduanya berperawakan tinggi besar dengan kulit hitam manis khas orang timur. Rambut Altamira sebahu, tebal hitam. Keduanya berjalan bersisian setelah memarkir sepeda motornya di sebelah X Over putih Helena. Turun dari motor menunggu satu sepeda motor lagi yang baru saja parkir di sebelahnya.
Sasya berboncengan dengan suaminya, Ayub. Memeluk mesra punggung suaminya. Turun dari Vario hitam terdengar suara tertawa lepas. Sasya bertubuh mungil, mengenakan celana hitam dengan blouse panjang kembang-kembang kecil warna biru. Dipadu dengan kerudung biru gelap. Wajah manis dengan bola mata bulat, bibir tidak terlalu tipis. Tapi cukup ramai bila bercerita apalagi berdebat. Berbanding terbalik dengan suaminya, Ayub. Bertubuh tinggi, rambut belah tengah, manis, dan terlihat agak pendiam. Bercelana jeans sedengkul dengan kaos garis merah marun. Tas kecil diselempangkan di bahu. Merangkul Sasya berjalan mendekati Altamira dengan suaminya.
"Nggak jadi ke atas? Katanya ke Banoraya 1?" tanya Ayub ke Altamira. Altamira hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban atas pertanyaan sahabatnya.
"Mmhh, " Sasya menggumam menanggapi jawaban Altamira. "Apa karena tadi aku ngomel ya? lanjut Sasya. Ia ingat, sebelum ke sini tadi mereka bertiga sempat ramai memilih tempat. Mungkin Helena memilih mengalah.
"Ya sudah, kita nyeberang. Helen sudah menunggu tuh." Kata Sasya melihat lambaian tangan Helena yang sudah mengambil tempat di panggung kedua. Menempati karpet paling ujung dekat dengan pinggir kolam. Ratu asyik melihat ikan nila, mujair, dan ikan mas yang berada di bawahnya. Sesekali tangan Ratu melambai dan tertawa kecil melihat ikan yang muncul ke permukaan air.
Berempat berjalan mendekati Helena dan Awan. Sasya bergelanjut manja berpegang tangan kanan Ayub. Altamira berjalan di depannya. Alphon sudah mendahului mereka berjalan dengan tergesa karena ingin ke belakang, panggilan alam katanya. Sasya, Ayub, dan Altamira menghampiri Helena.
Bersambung...
#OneDayOnePost
#TantanganMenulisCerbung
12 komentar
Wah yg ini banyak aktornya
ReplyDeleteSelalu suka tulisan mb lisa
Iya nih. Banyak tokohnya. Siap2 menghafal satu per satu nih...hehe
ReplyDeleteselamat datang dicerita baru penuh warna punya cek Gu ^_^
ReplyDeleteCieeeeeee .... koncoku dijadikan tokoh.
ReplyDeleteUhukk uhukkkk
Hahahaha, jo seru seru guyune
DeleteEnam tokohbersa: tiga sahabat bersama suami. Anak2 tambahan... heheh
ReplyDeleteNama tokohnya unik-unik nih hehe
ReplyDeleteWah asik... cerita persahabatan kah mbak?
ReplyDeleteMba, yg kemarin si Mei sudah selasai ya?
ReplyDeleteiya sudah
DeleteOkay.. Siap dengan cerita barunya mbak Lisa..😊
ReplyDeleteBaru baca mbk. Wow kayaknya seru nih...byk tokohnya. Tapi aq udah ngiri ama sasha...manja ama mas ayub...wkwkkw #ngarep meski sederhana, suami idaman kayaknya
ReplyDelete