Tak akan Banyak jika Dikerjakan
"Uugf, kerjaan nggak beres-beres. Sebel!" sungut Naila kesal sekali. Wajah manisnya nampak menahan marah. Bibirnya maju seakan bisa diikat dengan tali rambut. Matanya menatap jengkel pada tumpukan pekerjaannya yang sengaja ia tunda, karena kegiatan sekolah sedang menyit waktunya.
"Ummi sudah bilang, kaka harus bisa bagi waktu. Kerjakan langsung, jangan ditumpuk, agar kaka tidak berat," tahu-tahu Ummi sudah ada di belakang Naila sambil menggendong El kecil.
Naila hanya bersungut. Ini pekerjaan Naila yang ia tumpuk dari 4 hari lalu. Sedikit membenarkan perkataan Umminya. Andai pekerjaan ini langsung dikerjakan, pasti hari ini tak sebanyak ini.
"Mulai bisa bagi waktu ya, sayang, agar tidak selalu mengeluh lelah. Ummi tidak melarang kaka dengan kegiatan di sekolah, tapi harus imbang dengan kekuatan yang kaka punya." panjang lebar Ummi menjelaskan.
Pekerjaan bagian Naila di rumah sebenarnya ringan, hanya melipat pakaian bersih dan merapikannya di lemari. Tidak berat, namun akan terasa berat saat 4 hari pekerjaan itu sengaja ia tumpuk. Akhir-akhir ini basket Naila menyita waktunya. Sepulang latihan ia tak sempat lagi melakukan pekerjaannya. Membantu Ummi saja dia sudah tak sanggup. Ada rasa bersalah ke Ummi. Ummi pasti lebih capek. Bangun pagi-pagi menyiapkan keperluan kami bertiga, berangkat ngajar ke sekolah yang cukup jauh dari rumah, sore harinya masih harus berbenah dan menemani kami untuk bermain, tertawa, dan belajar.
"Maafkan kaka, Ummi," pelan Naila mengatakannya sambil memeluk Umminya.
"Kaka ga bantu Ummi," lanjut Naila.
"Mudah-mudahan kaka bisa bagi waktu. Kerjakan apa yang bisa dilakukan segera. Kalau ditunda akan makin bertumpuk dan terasa banyak."
"Iya, Ummi, kaka janji untuk tidak menunda pekerjaan apapun. Langsung dikerjakan." jelas Naila. Ummi tersenyum melihat Naila. Tak akan banyak jika dikerjakan. Hmm...akan Naila terapkan, janji Naila.
#One Day One Post
Maret minggu ke-4
24 komentar
Hmm tulisanya sederhana tapi menginspirasi mb
ReplyDeleteCerita itu untuk anakku, mb..hehehe
ReplyDeleteCerita itu untuk anakku, mb..hehehe
ReplyDeleteNice cikgu
ReplyDeletemakasih mb
Deletemakasih mb
DeleteAnaknya pasti senang di nasihati dengan tulisan seperti ini.
ReplyDeletePagi-pagi baca tulisan ini seperti ada makna tersirat untukku.
ReplyDeleteHahaha.. jadi teringat cucianku sudah 3 hari belum terjamah.
Thanks mba Lisa sudah diingatkan melalui tulisan ini 😊
Pagi-pagi baca tulisan ini seperti ada makna tersirat untukku.
ReplyDeleteHahaha.. jadi teringat cucianku sudah 3 hari belum terjamah.
Thanks mba Lisa sudah diingatkan melalui tulisan ini 😊
Wah, aku merasa tersindir.
ReplyDeletebelum melipat pakaian bersih :D
Kalau gitu aku gak akan menunda lagi mba Lisa, hehe
semangat pagiii...
ReplyDeletetidak ingin menunda, tapi terpaksa, haha...
semoga besok sudah bisa lancar kembali.
#termotivasi cerita mbak lisa ^__^
Kita mah suka entar2 ya mba. hehe
ReplyDeleteJadi ingat masalah semakin terumpuk :(
ReplyDeleteBetul itu! Ada dalam QS Al-Insyirah:7 "Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
ReplyDeletebetul mb elsa
Deletebetul mb elsa
DeleteJian awakmu ki Lis ...
ReplyDeleteSegala hal iso dadi ide menulis
Josh
Baiklah... saya segera menuju gunungan cucian :D
ReplyDeleteaku janji gak akan malas lagi umi. nice shsre mba
ReplyDeleteBagus ceritanya mbak lisa... sederhana tapi ada pembelajaran buat aku yg udah ibu2 juga nih.
ReplyDeleteWaduuhh... Saya bgt itu.... Hikss
ReplyDeleteKebanyakkan dari kita pasti punya pengalamn gini. Penulisnya 👍 bisa mengungkapknnya.
ReplyDeleteKebanyakkan dari kita pasti punya pengalamn gini. Penulisnya 👍 bisa mengungkapknnya.
ReplyDeleteaduh lipetanku...:D
ReplyDelete