"Ah, Ummi, besok saja ya bacanya. Kaka males nih. Kan biasanya juga Ummi ga minta Kaka baca buku tiap hari." Rajuk Hawa anakku yang kedua. Si negosiator ulung ini selalu bisa membuat alasan dan mematahkan alasanku. Ini hari ketiga sejak aku, kaka Bila, dan kaka Hawa menyetujui kesepakatan untuk memulai membaca buku tiap hari dan menuliskannya. Hari Minggu kemarin kami berdiskusi. Hasilnya kita semua membaca buku. Untuk awal-awal kesepakatannya semampunya. Artinya mampu satu lembar halaman, ya jalani. Mampu dua lembar, silahkan dilanjutkan bacanya. Waktu itu sih, kaka Hawa setuju untuk membaca buku-bukunya. Tapi ya itu, kaka Hawa ini belum seratus persen bisa konsisten.
Aku tersenyum memandang kaka Hawa. "Ayo, kaka Hawa, semangat bacanya. Ditemani juga sama kaka Bila dan Ummi." Jawabku menjelaskan.Sedikit manyun bibirnya setelah mendengar jawabanku. Sebentar lagi kaka Hawa pasti mengeluarkan jurus lainnya untuk menggagalkan kesepakatan hari Minggu kemarin.
"Kaka Hawa kan juga harus belajar, Ummi. Terus kapan kaka belajarnya?"Nah, bener kan tebakanku? Keluar jurus lainnya untuk membuatnya enggan membaca setiap hari."Nanti kalau kaka Hawa baca sendiri, Ummi jadi males bacain cerita buat kaka," lanjut kaka Hawa memberikan argumennya.
"Insya Allah Ummi akan tetap bacain cerita buat kaka Hawa. Yuk, disiapkan buku bacaannya. Kaka Hawa mau baca buku apa sore ini?"
Kaka Hawa bergerak mengambil buku bacaannya. Kaka Bila sudah asyik dengan komik Doraemonnya. Sibuk memilih buku, akhirnya kulihat kaka Hawa menarik buku Akulah Air. Buku dengan kertas tebal dan penuh warna menarik. Isinya tentang air dilengkapi dengan gambar lucu.
"Kalau Ka Hawa mampu membaca satu buku ini, Ummi kasih hadiah apa ke kaka?" tanyanya menatapku dengan wajah penuh rayuan. Senyumku kembali menghias bibirku. Masih mengeluarkan jurus mautnya nih anakku yang satu ini."Kaka ingin Ummi belikan kaka boneka yang kemarin kaka ingin beli tapi tak boleh sama Ummi." Ia melanjutkan perkataannya.
Keningku berkerut. Oh, ya, sewaktu belanja ke mini market kemarin ia meminta boneka mungil. Bagus sih, tapi karena dari awal sebelum pergi ke mini market bukan untuk membeli mainan, maka tidak aku belikan. Tidak ada dalam daftar sebelum belanja di mini market.
"Hmm, boleh, Ka. Ummi setuju. Satu buku bisa kaka selesaikan membaca, dan kaka menuliskan sesuai yang kaka ingat, Insya Allah Ummi belikan satu boneka mungil." putusku.Biarlah untuk memulai di awal aku berikan hadiah sebagai bentuk manghargai jerih payah dan pemicu semangatnya. Nanti kalau sudah konsisten dan menjadi rutinitas, kebiasaan meminta hadiah akan berkurang.
Tampak wajah kaka Hawa berbinar ceria. Langsung dengan semangat 45 kaka Hawa duduk dan siap untuk membaca. Dibukanya sampul pertama dan dibacanya judul dalam buku Air. Perlahan kaka Hawa membaca bukunya dengan lancar. Saat sampai di halaman terakhir tentang air, kaka Hawa menutupnya. Dengan segera juga diambilnya buku kecilnya bersiap menuliskan apa yang sudah dibacanya.
"Kaka cuma inget sedikit, Ummi. Hanya ingat kalau air itu jika sedang marah bisa menyebabkan banjir. Itu saja." Kata kaka Hawa. "Iya, tuliskan yang kaka tahu." jawabku.Kaka Hawa mengangguk mengerti. Ditulisnya apa yang baru saja ia ingat usai membaca buku airnya.
Aku tersenyum. Ini baru awal untuk memulai gerakan literasi. (Postingan tentang Literasi sudah saya post hari Sabtu). Berharap kaka Hawa sedikit demi sedikit akan terbiasa membaca setiap hari dan menuliskan apa yang sudah dibacanya. Mudah-mudahan sebagai umminya aku juga bisa istiqomah membaca dan menulis tak kalah dengan dua malaikatku. Semoga.
#OneDayOnePosttantangan untuk menuliskan kegiatan sehari-hari
8 komentar
Figur ibu yang luarbiasa. Salut Mba. Pengen punya istri yang punya sifat seperti itu.
ReplyDeletemasih belajar lang
ReplyDeletePondasi utama memang di rumah Mba. Semangaaattt!!!
ReplyDeleteKakak hawa rajin terus ya membaca.. biar bisa gabung odop nanti...
ReplyDeleteselalu gak kehabisan ide km Lis ...
ReplyDeleteaku blm apa2 hari ini
Kaka Inet juga mau diberi hadiah boneka dong Ummi #ditabok :D
ReplyDeleteBisa ditiru. Terimakasih mb lisa
ReplyDeleteIbu yang hebat akan melahirkan generasi-generasi hebat.
ReplyDeleteSalut sama Umi Lisa. ^^